Si
kecil sedang rajin menggosok gigi? Kebiasaan baik ini pantas ditanamkan sejak
dini sebagai pola hidup sehat. Namun, di balik kebiasaan baik ini sebaiknya
Anda perlu berhati-hati dengan pasta gigi si kecil. Berdasarkan riset, pasta
gigi yang digunakan si kecil (apalagi yang ditambahkan perasa buah untuk
memikat anak) terbukti memiliki kandungan yang cukup membahayakan. Fluoride
yang ditambahkan pada pasta gigi bisa menimbulkan osteoporosis dan kerusakan
sistem syaraf. Apalagi, jika si kecil doyan mengisap habis pasta gigi yang
rasanya enak.
Sejak
tahun 1960-an, penggunaan fluoride pada pasta gigi menjadi perdebatan panjang
di kalangan ilmuwan. Sebagian dari mereka yakin bahwa fluoride dapat membantu
menjaga kesehatan gigi. Kelompok yang menentangnya berargumen bahwa penggunaan
fluoride dapat menimbulkan berbagai efek samping yang berbahaya.
Pada
dasarnya, pasta gigi mengandung berbagai jenis fluoride. Fluoride yang banyak
digunakan adalah jenis sodium monofluoro fosfat (MFP) dan sodium fluoride
(NaF). Menurut Iman Firmansyah, Tim Peneliti Lembaga Konsumen Jakarta Public
Interest Research and Advocacy Center (LKJ PIRAC), di Indonesia, kandungan
fluoride pada pasta gigi anak ternyata cukup besar, yaitu antara 800-1500 ppm.
Padahal di beberapa negara, batas maksimal kandungan fluoride mulai dikurangi.
Contohnya, di negara Eropa, Australia, dan New Zealand kandungan fluoride
berkisar 250-500 ppm.
Hasil
penelitian Departemen Kesehatan Belgia menyimpulkan bahwa penggunaan fluoride
secara berlebihan dapat menyebabkan osteoporosis dan kerusakan sistem syaraf.
Ini mendorong pemerintah Belgia melarang beredarnya segala jenis tablet dan
permen yang mengandung fluoride. Pemerintah Belgia juga sedang mempresentasikan
hasil penelitiannya di depan anggota Uni Eropa untuk memperoleh kesepakatan
bersama pelarangan pasta gigi yang mengandung fluoride.
Seorang
pakar lainnya, Profesor Dirk Vanden Berghe, Mikrobiologist Universitas Antwerp,
Swedia, menyatakan, sekitar 30-40 persen pasta gigi ditelan anak-anak pada saat
mereka menyikat giginya atau melalui air ludah. Inilah yang menyebabkan mereka
mengalami overdosis fluoride. Apalagi, produsen umumnya menambahkan aroma
seperti rasa buah yang disukai anak-anak. Padahal semakin besar kandungan
fluoride dalam pasta gigi anak, maka makin besar pula risiko kesehatan yang
akan dideritanya kelak.
Kelebihan
fluoride pada anak dapat dilihat dari tanda-tanda fisik anak banyak
mengeluarkan ludah, indera perasa jadi tumpul, badan gemetar, pernapasan berat
dan anak jadi cepat lelah. Sementara, menurut ahli gigi India dari Maulana Azad
Medical College (MAMC) Dr Pakaj Goel, pasta gigi yang mengandung fluoride tidak
cocok digunakan untuk anak-anak di bawah umur empat tahun. Pakaj menambahkan,
jika pasta gigi berfluoride sering tertelan dalam jumlah yang signifikan maka
dapat mengakibatkan fluorosis pada anak, kerapuhan tulang, dan pertumbuhannya
terhambat. Bahkan, Dr Mahesh Verma, Kepala Pusat Penelitian Gigi MAMC
menyebutkan, literatur medis melarang pemberian pasta gigi berfluoride kepada
anak-anak di bawah umur lima tahun.
Menurut
Iman, riset Tim Peneliti LKJ-PIRAC) pada September-Oktober 2002 terhadap
kandungan fluoride dan pengamatan kemasan pasta gigi anak menyimpulkan bahwa
dari sembilan produk yang diuji, delapan merek pasta gigi yang beredar menggunakan
fluoride di atas 1000 ppm. Hanya satu produk mengandung floride di bawah 500
ppm.”Namun, pasta gigi itu ternyata produk impor dari Australia,” ungkapnya.
Tim peneliti juga menemukan terdapat perbedaan jumlah kandungan fluoride yang
signifikan antar hasil uji laboratorium dengan penghitungan teoritis
berdasarkan pelabelan dalam kemasan. Bahkan, ada satu merek pasta gigi yang tak
mencantumkan kadar fluoridenya. Iman juga menemukan, hanya satu produk yang
melengkapi kemasannya dengan peringatan pihak produsen atas bahaya yang akan
terjadi bila anak menelan fluoride. Namun, peringatan disajikan dalam bahasa
Inggris. Juga hanya satu produk yang melengkapi kemasannya dengan petunjuk
penggunakan seberapa banyak pasta gigi yang boleh digunakan untuk anak. ”Petunjuk
itu disajikan dalam bahasa Inggris juga,” ujarnya.
Sementara,
As’ad Nugroho, koordinator program PIRAC menyatakan, pihaknya menuntut Badan
Pengawasan Obat dan Makanan (POM) untuk menurunkan standar kandungan fluoride
pada pasta gigi, khususnya untuk anak-anak dari 800-1500ppm menjadi 250-500
ppm. ”Badan POM harus segera menginstruksikan penarikan seluruh produk pasta
gigi anak yang masih mengandung fluoride lebih dari 500 ppm,” tegasnya. PIRAC
juga meminta para produsen menghilangkan penambahan rasa yang dapat
meningkatkan keinginan anak-anak untuk menelan pasta gigi saat mereka menggosok
gigi. Mereka juga mendesak produsen pasta gigi anak memberikan peringatan dan
keterangan dalam kemasannya mengenai batas aman pasta gigi yang digunakan anak.
Oleh: Hilman Hilmansyah. Sumber www.tempo.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar